Selasa, September 25, 2018

Cerpen Setia Pada Jalan yang Ditempuh Oleh Yan Hendra

Cerpen Setia Pada Jalan yang Ditempuh

Setia Pada Jalan yang Ditempuh
Oleh: Yan Hendra

Beberapa waktu lalu terlihat ada begitu banyak jalan rayap melewati tiang-tiang di belakang rumah. Mereka membentuk terowongan berkonstruksi unik, yang kemungkinan berasal dari butiran-butiran pasir, tanah dan debu yang direkat menggunakan ‘semen’ khusus.
Mereka bergotong-royong membuat bangunan yang nantinya akan digunakan sebagai jalan, dari dan menuju entah ke mana. Mungkin menuju sarang setelah mencari perbekalan. Mungkin juga mencari perkampungan baru untuk hunian anak cucu.
Suatu usaha luar biasa untuk makhluk sekecil itu,dan sekaligus sebagai ibrah bagi yang mau mengambil pelajaran. Betapa dengan bekerja sama ternyata mampu membuat pekerjaan besar.
Masalahnya bagi manusia, apa yang mereka lakukan adalah keburukan. Mereka membuat ceruk di lubang kayu, membolonginya, kemudian pada akhirnya membuat kayu keropos;
Itulah sebabnya saya coba mengusir mereka dengan sebatang kayu. Saya hancurkan terowongan mereka sepanjang dua meter. Rayap-rayap itu pun berhamburan dan lari tunggang-langgang.
Ajaibnya, keesokan hari terowongan itu tercipta kembali. Namun saya hancurkan lagi. Sudah hampir seminggu hal itu terus terjadi, dan pasukan rayap itu seperti tidak pernah kapok. Mereka membangun terowongan di rute yang sama. Benar-benar di tempat yang persis sama!
Padahal bila mereka membangunnya di tempat lain, ada kemungkinan saya lalai dan berpikir mereka sudah pergi. Dengan begitu upaya lalu lintas untuk pergi dan pulang dalam kegiatan menyediakan perbekalan hidup untuk seminggu ini bisa lebih banyak mereka sediakan ketimbang mesti mengeluarkan tenaga untuk membangun terowongan itu kembali.
Entah kenapa, mendadak saya teringat Mang Karso. Lelaki tua itu konon tamatan SMA dan bekerja di sebuah pabrik ketika saya masih belum lagi masuk SD. Kini, hingga usianya menjelang senja, beliau tetap setia bekerja di pabrik yang sama dengan upah yang tak seberapa besar.
Kehidupan ekonominya tak terlalu bagus. Dengan empat anak yang masih bersekolah, mereka tinggal di salah satu kamar pada rumah milik almarhum orangtuanya, bersama tiga saudaranya yang lain.
Seandainya dulu Mang Karso berani mencoba untuk usaha lain, atau bekerja di tempat lain, boleh jadi cerita hidupnya akan berbeda.
Seandainya ….

WapPur

Terima kasih sudah membaca disini.


EmoticonEmoticon