Karya : Yuni Adnya
Siapa juga yang tidak ingin hidup mapan,memiliki keluarga yang harmonis,menjadi pintar,populer dan perjalanan hidup yang menyenangkan lainnya layaknya kisah dalam drama ya kadang hidup memang tak seindah drama yang akhirnya memiliki kisah happy ending ada yang menderita sampai akhir ada yang berjuang mati-matian untuk namanya bahagia ada yang namanya kehilangan untuk dapat merasakan kehadiran,hidup tak selamanya mudah bagai membalik telapak tangan. Mungkin ada yang memiliki hidup seperti layaknya dalam drama namun itu hanya beberapa saja mungkin nasib mereka sangat beruntung untuk dilahirkan didunia ini.Namaku Ara aku siswa kelas 2 sma tahun ini kehidupan yang aku ceritakan tadi tidaklah semuanya akan terjadi, kadang kita akan merasakan yang namanya bahagia lalu disusul oleh sedih ataupun sebaliknya,aku lahir dari keluarga yang biasa,aku memiliki 1 adik laki-laki namanya kiki,tentu saja aku masih memiliki orang tua yang utuh namun begitulah kadang keluarga kami sangat rukun dan sangat behagia namun kadang pula keluarga kami bertengkar hebat mungkin sampai kami berdunya nyaris tak memiliki orang tua, masalah yang dipertengkarkan banyak mulai dari biaya hidup yang semakin tinggi,pengeluaran yang semakin membesar,pendidikinku dan adikku,dan yang paling kubenci adalah adanya orang ketiga yang mengganggu rumah tangga ayah dan ibuku.
Pagi ini seperti biasa aku menjalani rutinitasku untuk sekolah seperti siswa lainnya pulang sekolah aku akan menggantikan ibuku menjaga ruko kecil yang ibu sewa dan ibu akan pergi mencari pekerjaan lainnya,pekerjaan ibu tak tetap selama itu menghasilkan uang dan dapat menutupi masalah ekonomi keluarga kami ibuku akan kerjakan,ayahku? Setauku ayahku hanya seorang karyawan disebuah toko penghasilannya juga tidak seberapa,kiki? Dia adalah anak emas disini dia adalah kesayangan orang tuaku aku tak mengerti kenapa begitu setauku kiki tak pernah membantu apapun pulang sekolah hanya diam dirumah tidur lalu keluar untuk bermain bersama teman-temanya,prestasi? Ia tak pernah mendapat prestasi apapun baik di akademik maupun non akademik dibandingkan dengan nilai rapotku nilai rapot kiki jauh lebih rendah dariku tapi sudahlah aku tak mau mempermasalahkan hal itu toh aku bangga dengan diriku sendiri aku bisa mencari uang sendiri dan membiayai sekolahku sendiri jadi buat apa aku harus iri keinginanku hanya satu karna selama aku sekolah sma aku tak pernah meminta uang kepada orangtuaku untuk biaya sekolah aku ingin orang tuaku menabungkan uang yang seharusnya mereka berikan untukku untuk biaya sekolah sma akan kugunakan saat aku masuk universitas nanti “buk,beli jeruknya ya 1 kg” akhirnya pelanggan datang lagi “oh ia,silahkan dipilih” sahutku “Ara.?” Sontak kata itu membuatku menoleh kepada si pelanggan itu “ee,,kamu.?” “Tan aku Tan,kamu bodoh sekali aku teman sekelasmu kenapa kamu tak tau namaku” ya aku memang bodoh dia adalah teman laki-laki yang satu kelas denganku semenjak penentuan jurusan di kls 2, aku bukannya tak tau hanya karna baru beberapa minggu sekolah jadi aku tak begitu hafal nama teman-teman baruku “Ara,kamu ngapain disini? Oh kamu yang punya ruko ini ya?kok aku baru liat kamu?pasti ini pengalaman pertama kamu ya jadi pedagang?tenang aja orang-orang disini ramah-ramah kok,wahh kamu benar-benar kelihatan sepeti anak orang kaya yang dihukum orangtuanya” bocah ini memang betul-betul “kamu lucu ya” sahutku sambil tersenyum menahan tawa “jangan bilang kalo kamu suka aku ya” sahut Tan yang membuatku tak bisa menahan tawa,aku tertawa di hadapan tan dan aku membalas pernyataannya “dengar ya anak kaya pertama aku memang bodoh karna tak kenal kamu itu juga bukan salahku tak kenal dengan kamu anak yang bermasalah dan sering bolos, kedua ruko ini bukan punya ku ini adalah ruko yang ibuku sewa,ketiga aku memang setiap hari disini dan yang paling penting aku bukan orang kaya” Tan sama sekali tak membalas perkataanku lalu pergi begitu saja dengan ekspresi malu karna ulah sok taunya itu,ku kejar tan yang belum jauh dari ruko “belum puas.?” Aku hanya tersenyum dan memberikan jeruk yang dia beli lalu pergi “makasi” bisikya pelan aku lalu menoleh kearahnya “lain kali suruh ibumu yang kepasar semua jeruk pilihanmu itu asam loh tampaknya ini pertama kalinya kamu pergi kepasar” “chh dia pikir dia ratunya jeruk”gerutu tan sembari meninggalkan pasar.Pagi ini Ara seperti biasa menunggu angkutan umum untuk menuju sekolahnya namun mungkin kali ini nasib Ara agak sial ara terlambat bangun dan saat menunggu angkutan umumpun sangat lama jadi ara putuskan untuk berjalan kaki setengah perjalanan cuaca mulai mendung dan hujan turun,seragam ara mulai basah belum lagi seragam ara kotor terkena ciprtan lumpur saat ara berlari mencari tempat berteduh “haiss sial sekali”gerutu ara sembil membersilkan bajunya “HEI! RATU JERUK! Mau beragkat bareng?” “kau lagi? Aku malas debat denganmu pergilah” “sudahlah jangan menolak naik saja aku sekolah juga karna ingin tertemu denganmu” tan menggandeng tangan ara dan menyeretnya masuk kedalam mobilnya,suasananya sempat hening keduanya memilih untuk saling diam hingga sampai di sekolah ara langsung turun tampa mengucapkan terima kasih atau basa-basi “chh wanita sombong” ujar tan yg juga pergi untuk memarkir dan pergi menuju kelas sampai jam pulang keduanya tak saling bicara atau sapa seperti mereka tak kenal saja “hei wanita sombong mau kuantar pulang?” ajak Tan kepada Ara “tidak,terima kasih” sahut ara lalu pergi begitu saja “okelah” balas Tan lalu pergi meninggalkan ara “dasar ratu jeruk sudah untung mau kuantar pulang dasar sombong arhhh terserah lah aku tak tertarik lagi” gerutu tan di tengah perjalanan pulang “hahhh ternyata ada juga kehidupan drama di dunia nyata orang kaya seperti tan malah sibuk bermalas-malasan tapi tetap kaya sungguh ini membuatku iri” kata ara menuju perjalanan pulang. Hari esok tetap seperti hari-hari sebelumnya tetap dengan aktifitas yang sama pula tak ada waktu untuk mengeluh ara hanya menjalaninya saja sampai akhirnya ara menginjak kls 3 ara tetap begitu menjadi pekerja keras juga sebagai siswa berprestasi sampai ujian nasional tiba ara datang dan masuk ruang ujian “hey” kata itu terdengar dari arah belakang bangku ara “tan? Ngapain?” “menurutmu?ngapain aku di ruang ujian kalo bukan untuk ujian dasar bodoh” “oh” sahut ara singkat,ujian pun selesai semua siswa meninggalkan ruang ujian “mau aku antar?” tawar tan “tidak,trimakasi” “ayolah sekali ini saja aku ulang tahun hari ini tolong temani aku di hari terakhir ujian ini” “oke lah selamat ulang tahun ya”ucap ara sambil mengulurkan tangannya yang dibalas oleh tan yang lalu menggandeng tangan itu meninggalkan sekolah,mereka berdua pergi ke sebuah taman di dekat danau suasananya tak begitu ramai hanya ada beberapa orang yang lalu lalang di tempat itu taman kecil itu hanya ramai dikunjungi saat ada acara-acara tertentu, “kenapa kesini.?” Tanya ara “tak ada aku hanya menyukai tempat ini tidak terlalu bising jauh dari keributan” ara hanya mengangguk dan duduk di samping tan “mau kemana?” tanya tan, “kemana apanya?” “melanjutkan ke universitas,memang kamu akan turun ke dunia kerja? Setelah lulus ini?” “entahlah aku juga tak tau,kamu sendiri bagaimana tan?” “ayahku menyuruhku ikut ibu ke luar negri untuk melanjutkan pendidikan,mereka memutuskan untuk berpisah dan ibuku pergi ke luar negri untuk melanjutkan bisnisnya.” Tangan ara refleks menepuk pundak tan “semuanya akan baik-baik saja tan”. Tan menoleh ke arah ara menurunkan tangan ara dari pundaknya, menarik tangan itu hingga membawa ara kepelukan tan “ara aku menyayangimu,sebelum aku pergi aku ingin mengatakan hal ini,kamu tak perlu merespon pernyataanku cukup tunggu aku hingga kembali” ara hanya mengangguk perlahan mereka mulai melepaskan pelukan mereka wajah tan mulai mendekati wajah ara hembusan nafas mereka dapat saling mereka rasakan tan mencium ara dengan lembut,
***
Setelah itu mereka saling bertatapan dan tersenyum,seperti itulah cara mereka akhirnya berpisah. Setelah sekian tahun berlalu kini umurku sudah 23 tahun sudah saatnya untuk memulai hal yang kuanggap serius dan pada akhirnya kami bertemu lagi semua datang untuk memberikan selamat, gaun putih bersih bersanding dengan lelaki yang menjadi ciuman pertamaku, ya lelaki itu sudah memenuhi janjinya untuk kembali “Tan” tanganku perlahan meraih uluran tangannya “Slamat menempuh hidup baru” ku ucapkan doaku untuk tan dan pempelai wanitanya yang tampak sangat bahagia.
“cintaku,penantianku,berakhir sampai disini.”
TAMAT
EmoticonEmoticon